QS Alhujurat 11
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Saat ngaji kitab Sirojut Tolibin karya Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Jampes Kediri, syarah Minjahul Abidin karya Imam Ghozali, Kamis (6/1/2021), Pengasuh PP Sunan Ampel Jombang, KH Taufiqurrahman Muchid, menjelaskan sifat orang beriman.
“Sifat mukmin itu tobat. Sifat muqorrobin itu inabah atau tobat terus menerus,” tuturnya.
Tobat artinya menyesal. Baik menyesal atas dosa. Maupun menyesal karena meninggalkan kebaikan.
Misalnya baru saja ngerasani.
Kemudian merasa getun, lapo aku tadi ngerasani.
Kemudian orang yang dirasani tadi dikirimi doa. Ya Allah ampunilah aku dan ampunilah orang yang baru aku rasani, Alfatihah..
Menyesal karena meninggalkan kebaikan.
Contohnya misalnya Subuh tadi tidak salat jamaah.
Ya Allah, aku nyesel banget maeng Subuh gak jamaah.
Padahal orang yang jamaah Subuh itu dijaga malaikat sepanjang hari. Serta rezeki nya luas.
Misalnya lagi, menyesal karena tidak ngaji. Getun rek maeng ora ngaji.
“Kalau tidak ngaji, harus melakukan kebaikan yang setara dengan ngaji,” kata Kiai Taufiq.
Padahal Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dawuh; Ngaji ilmu itu lebih baik dibanding salat seribu rakaat.
Ngaji lebih baik dibanding ziarah seribu orang mati. Lebih baik dibanding menjenguk seribu orang yang sakit.
Setelah menyesal, besok tidak lagi absen ngaji.
Kalau orang muqorrobin, lebih dari itu. Sifat muqorrobin itu inabah. Yakni mencacat dirinya sendiri dan terus menerus memperbaiki diri. Terus menerus tobat.
Contohnya menyacat diri sendiri..
Misalnya gak ngaji. Nyesel aku, kenapa aku tadi gak ngaji..
Misalnya ngaji. Nyesel aku, kenapa tadi aku pas ngaji ketiduran.
Misalnya ngaji tidak ketiduran. Nyesel aku. Kenapa tadi aku ngaji gak paham.
Misalnya paham. Nyesel aku. Kenapa aku ngaji paham tapi tidak aku amalkan.
Misalnya sudah mengamalkan. Nyesel aku. Kenapa aku ngamalkannya tidak istiqomah.
Misalnya sudah istiqomah. Nyesel aku. Kenapa belum ikhlas.
Misalnya sudah ikhlas. Nyesel aku, kenapa aku tidak ngajak keluarga ku untuk ikut ngaji dan mengamalkan.
Pokoke ada saja kekurangan dirinya sendiri yang pantas dicacat dan diperbaiki.
Manusia itu bukan makhluk yang sempurna. Jadi kalau dicari kekurangan nya pasti ada saja.
Cuma masalah nya, banyak orang lebih mudah mencari kesalahan orang lain dibanding diri sendiri.
Padahal Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam bersabda; Beruntung lah orang yang sibuk mencari kekurangan dirinya sendiri. Dibanding mencari kesalahan orang lain.
Makanya Gus Baha geregetan kalau ada orang tidak tahu salahnya sendiri; Uwong kok elek’e koyok ngunu, sampai gak tahu salahe dewe..
Mugi Allah subhanahu wa ta’ala paring kita saget terus tobat dan memperbaiki diri..