Usai pengajian di masjid Polres Jombang, Rabu (22/6/2022), H Munari cerita pengalamannya haji pada tahun 1998. “Sebelum berangkat haji, saya sowan KH Muhammad Irsyadi (Kiai Mad) PP Annajah Tumapel, Jatirejo, Mojokerto,” tuturnya.
Kiai Mad ini santri nya KH Romly PP Darul Ulum Rejoso Jombang. Kala nyantri, Kiai Mad ini pernah ditugasi Kiai Romly jalan kaki ke Sumatera. Tidak boleh minta-minta. Makannya apa yang ditemui di jalan kala lapar. Jadi sering makan daun-daunan.
H Munari yang pensiunan polisi ini akrab dengan Kiai Mad saat menjalankan tugas.
Kiai Mad ini punya mata batin yang tajam. Sehingga saat kesulitan menemukan buronan, disowani untuk minta petunjuk.
Jelang berangkat haji, H Munari sowan khusus untuk minta doa kepada Kiai Mad.
Oleh Kiai Mad diberi amalan agar ketemu Nabi Hidir alaihissalam di Masjidil Haram.
Amalan nya yakni membaca bismillahi ma sya Allah yang ada di istighotsah sebanyak tujuh kali.
Bismillahi ma sya Allah la yasuqul khaira illallah.
Bismillahi ma sya Allah la yasrifussua illallah
Bismillahi ma sya Allah ma kana min nikmatin faminallah.
Bismillahi ma sya Allah la haula wala quwwata illa billahil aliyyil azim.
Itu dibaca tujuh kali usai Subuh.
“Kiai Mad bilang; Kalau mengamalkan itu, nanti ketemu Nabi Hidir alaihissalam dalam wujud orang pakai baju putih. Jalannya dingklang-dingklang,” jelasnya.
H Munari betul-betul mengamalkan nya.
“Ketika baru sampai di Masjidil Haram, pas turun undak-undakan untuk tawaf di Kakbah, saya langsung ketemu orang dengan ciri-ciri seperti disampaikan Kiai Mad,” kenangnya.
H Munari pun langsung menyalami nya..
Mugi Allah subhanahu wa ta’ala paring kita saget mengamalkan nya.