Saat ngaji usai salat Magrib di Masjid Jami Al-Fattah Nglundo Utara, Candimulyo, Selasa (28/12/2021), DR KH Sahal Afhami, menjelaskan pentingnya muhasabah alias introspeksi terus memperbaiki diri.
“Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dawuh, dalam menghadapi waktu, manusia itu ada tiga macam,” tuturnya.
Pertama, orang yang untung. Yakni orang yang hari ini lebih baik dari kemarin.
Besok lebih baik dari hari ini. Alias makin hari makin bertambah baik.
Agar bisa tiap hari terus makin baik, kita perlu ilmu. Untuk itulah kita harus ngaji pada ulama. Karena yang mewarisi ilmu para nabi adalah ulama.
Gus Baha pernah dawuh. Sampai di surga nanti, kita akan butuh ulama.
Di surga nanti tiap hari ada suara. Wahai para penghuni surga, kamu minta apa lagi?
Wahai para penghuni surga kamu minta apalagi?
Tiap hari ditanya seperti itu, sampai-sampai penghuni surga gak iso menjawab.
Mereka tidak tahu mau minta apalagi. Karena semua yang diminta sudah diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Karena penghuni surga wis gak minta apa-apa, akhirnya suara itu berkata; Tanya lah pada ulama mu.
Akhirnya penghuni surga tadi sowan ke ulama untuk bertanya; Nyuwun nopo malih?
Saya pernah tanya ke Mbah Bolong. Kalau saya kaya, terus buat apa, Mbah?
Langsung saya dikebyok. “Awakmu kok guwoblok, sugih gawe opo. Wong sugih iku yo amale tambah akeh,” ujar Mbah Bolong.. Hehehe
Balik ke ngajinya Kiai Sahal Afhami.
Orang kedua, rugi dalam menghadapi waktu. Yakni orang yang hari ini sama dengan kemarin.
Besok sama dengan hari ini.
Alias kebaikannya tidak mundak-mundak.
Biyen sampai sak iki, sampai mene. Pencet ae.
Ketiga, orang yang celaka. Yakni hari ini lebih buruk dari kemarin.
Besok lebih jelek dibanding hari ini.
Karena semakin jelek, akhirnya suul khotimah. Sehingga mati masuk neraka.
Agar kita semakin baik, Kiai Sahal menyarankan agar ibadah nya terus ditingkatkan.
Makin tua, sujud nya harus makin tumakninah.
“Sujud terakhir nya lebih lama,” ucap nya.
Sujud terakhir lebih lama karena baca tasbih tiga kali.
Subahana robbiyal a’la wabihamdih. Subhana robbiyal a’la wabihamdih. Subhana robbiyal a’la wabihamdih.
Lalu ditambah Allahumma inna nas aluka khusnal khatimah. Ya Allah berilah kami khusnul khatimah.
Allahummar zuqna taubatan nasuha. Ya Allah berilah kami tobat nasuha.
Allahumma ya muqallibal qulubi sabbit qolbi ala dinik. Ya Allah yang membolak-balik hati, tetapkanlah hati kami pada agamaMu.
Mugi Allah subhanahu wa ta’ala paring kita saget ngelampahi.
Ranting NU Candimulyo juga ingin selalu lebih baik. Tiap tahun tambah keapikane.
Tahun-tahun sebelumnya hanya muter Lailatul Ijtima tiap Kamis malam.
Tahun ini ditambahi memperingati haul Gus Dur.