Saat ngaji kitab Sirojut Tolibin karya Syekh Ihsan Muhammad Dahlan Jampes Kediri syarah Minjahul Abidin karya Imam Ghozali, Ahad (20/3/2022), ada jamaah yang konsultasi hendak bikin acara kirim doa untuk almarhum anaknya.
Kiai Taufiq menjelaskan, di bulan Syakban atau ruwah ini biasanya ada acara ruwahan. Yaitu kirim doa untuk para leluhur. Juga ziarah ke makam leluhur.
Tujuannya agar para ahli kubur itu senang. Sehingga ikut mendoakan kita agar bisa maksimal ibadah di bulan suci Ramadan.
Saat menerima kiriman doa, sedekah dan bacaan Quran atau zikir dari orang yang masih hidup, para ahli kubur itu sangat senang.
Sampai-sampai KH Ali Mashuri Tulangan Sidoarjo menyatakan, butuhnya orang mati terhadap kiriman doa itu melebihi butuhnya orang hidup pada makanan dan minuman.
Di Irsyadul Ibad ada cerita. Ada kiai tertidur di makam. Dia lantas ditunjukkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kondisi orang yang ada dalam kuburan.
Ahli kubur yang dapat kiriman dari keluarga nya kelihatan sangat gembira. Sedangkan ahli kubur yang tidak dikirimi doa oleh keluarganya terlihat murung dan sedih.
Kembali ke Kiai Taufiq…
Kiai Taufiq menyarankan, kesempatan kirim doa ruwahan jelang Ramadan, sebaiknya diniati untuk haul akbar seluruh ahli kubur kita.
Haul akbar ahli kubur masyarakat disitu.
Sebab biasanya, kita tidak tahu tanggal, hari atau pasaran meninggalnya semua leluhur kita.
“Saat ruwahan, kita niatkan untuk haul semua leluhur itu,” sarannya.
Saat kirim doa pada bulan ruwah ini, sekalian kita niati haul para leluhur..
Mugi Allah subhanahu wa ta’ala paring kita saget ngelampahi.