Muktamar NU atau Muktamar Nahdlatul Ulama adalah perhelatan tertinggi di dalam organisasi Nahdlatul Ulama’, hingga saat ini pelaksanaan Muktamar NU diselenggarakan setiap lima tahun sekali dan dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia secara bergiliran.
Sejarah muktamar NU dimulai sejak 1926 di Surabaya. Muktamar NU yang pertama kali diadakan pada Oktober, tepatnya 21 Oktober 1926.
Muktamar NU tersebut diselengarakan tak lama setelah NU berdiri dan tetap terselenggara di Surabaya sampai muktamar ketiga.
Dirangkum dari laman NU Online, pada tahun-tahun berikutnya, muktamar secara berurutan diselenggarakan semakin ke Jawa bagian Barat yakni Semarang (1929), Pekalongan (1930), Cirebon (1931), Bandung (1932), dan Jakarta (1933). Kemudian pindah ke Banyuwangi (1934), dan selanjutnya terselenggara secara acak.
Sejarah muktamar NU di luar Jawa pertama kali diselenggarakan di Banjarmasin pada 1936. Lalu, muktamar NU pada 1941 juga direncanakan dilakukan di Palembang, namun batal lantaran Perang Asia Pasifik.
Selanjutnya, selama enam tahun masa pendudukan Jepang, tidak diselenggarakan muktamar NU. Pada 1946, muktamar NU pertama pasca-kemerdekaan RI diselenggarakan di Purwokerto.
Pemilihan tempat penyelenggaraan muktamar NU selalu terkait upaya NU membantu umat Islam yang mengalami masalah. Sejarah Muktamar NU di Semarang (1929) dikarenakan perpecahan dalam tubuh Syarikat Islam (SI) menjadi SI putih dan SI merah yang didominasi kelompok komunis.
Demikian pula, Muktamar NU di Pekalongan (1930) diselenggarakan setelah terjadi konflik hebat antara penduduk dan etnis Tionghoa sehingga NU merasa perlu meredamnya.
Sementara itu, Muktamar NU di Cirebon (1931) adalah upaya mengatasi perpecahan umat Islam dalam masalah-masalah keagamaan. Muktamar NU di Bandung (1932) merupakan strategi pengembangan NU di wilayah Priangan. (*)
Sumber: Berbagai Sumber