Saat ngaji dalam Lailatul Ijtima Ranting NU Candimulyo edisi 159, di Musala Baiturrohman Nglundo Utara, Kamis (31/12/2020), Wakil Rois Syuriyah PCNU Jombang, KH Muhammad Soleh menjelaskan pentingnya rido terhadap ketentuan Allah. Sebagaimaan dicontohkan Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam, para sahabat, tabiin dan para ulama.
Kiai Soleh cerita, Rasulullah pernah ditinggal wafat putranya yang bernama Ibrahim. Rasulullah meresponnya dengan mbrebes mili biasa, tidak berlebihan. ’’Nangisnya nangis welas. Nangis kasih sayang,’’ terangnya. Bukan nangis protes terhadap ketentuan Allah.
Suatu hari, Aisyah kirim utusan untuk ngabari Rasulullah bahwa anaknya wafat. Rasulullah lalu berpesan kepada utusan itu; sampaikanlah bahwa hakikatnya, anak berasal dari Allah. Dan Allah bisa mengambilnya kapan saja.
Sahabat Abdullah bin Umar bin Khottob, Suatu ketika anaknya wafat. Diluar dugaan, Abdullah bin Umar justru meresponnya dengan tersenyum. Ketika ditanya kenapa demikian? Abdullah bin Umar menjawab, karena dia ingin mengalahkan setan.
Setan berharap orang yang ditimpa musibah mengalami kesedihan sehingga protes kepada Allah. Makanya Abdullah bin Umar menunjukkan respons sebaliknya, dengan tersenyum dan rida pada Allah.
Abu Ali Arrofi’i cerita, dia sudah nyantri 30 tahun kepada Fudail bin Iyad. ’’Kalau nyantrinya dimulai usia 20, berarti sampai usia 50,’’ kata Kiai Soleh.
Ini menunjukkan, sejak dulu, wis akeh orang ngaji dan hidmah kiai hingga usai lanjut.
Seperti almarhum Abah H Amin Basori Sambong yang hingga usia lanjut masih akas ngaji. Bendahara MWCNU Jomkot dan Ranting NU Sambong ini juga menjadi bendahara Pengajian Al Ibriz yang diasuh Rois Syuriyah PCNU Jombang, KH Abdul Nashir Fattah. Pengajiannya tiap Jumat malam di PP Al Fatimiyah Tambakberas.
Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dawuh; orang yang mati dalam kondisi masih mau ngaji, masih mau golek ilmu, akan dimudahkan masuk surga. Semoga Allah menjadikan kubur Abah H Amin Basori sebagai taman surga…
Selama 30 tahun itu, Abu Ali Arrofi’i tak pernah melihat Fudail tersenyum. Namun ketika anaknya meninggal dunia, Fudail justru meresponnya dengan senyum. Orang-orang pun tanya, kenapa Fudail malah tersenyum saat anaknya wafat? Fudail menjawab, Allah senang mewafatkan anaknya. Maka dia pun senang dengan keputusan Allah itu. Sebagaimana profil ahli surga yang disebut dalam QS Albayinah 8. Allah rido terhadap mereka dan merekapun rido kepada Allah SWT.
Syekh Ali Jaber,44, yang baru wafat hari ini (14-1-2021), juga selalu rido dengan apapun keputusan Allah. Bisa dilihat dalam video podcas nya bersama Gus Miftah dan Dedy Corbuzier pasca beliau ditusuk 13 September 2020.
https://www.youtube.com/watch?v=6OTBeW-SIh8&feature=youtu.be
Syekh Ali Jaber cerita, ketika mendapat musibah, beliau selalu mengucap alhamdulillah. Baru kemudian innalillah.
Kenapa alhamdulillah duluan? Karena dia ingin rido dengan apapun takdir Allah. Takdir Allah adalah yang terbaik buat kita. Makanya harus diterima dengan rasa syukur.
Beliau juga tidak membalas keburukan dengan keburukan. Ketika tahu orang yang menusuknya dihajar dan diseret kakinya, beliau justru melarang seraya mengatakan bahwa dia manusia. Jangan diseret seperti binatang.
Ketika haji, beliau pernah didorong orang dari belakang, sehingga dia pun terdesak lalu mendorong orang didepannya. Orang didepannya marah. Lalu menoleh kepadanya dan mengatainya anjing. Syekh Ali Jaber merespon itu dengan tolah-toleh ke kanan ke kiri seakan mencari anjing. ’’Mana anjingnya, mana anjingnya?’’ gayanya seperti bodoni.
Orang yang mengatainya pun akhirnya tertawa dan menjadi teman baiknya..
Celurit emas D Zawawi Imron sering menyampaikan; ambil apinya, jangan abunya. Maksudnya, ketika ada orang wafat, teladani kebaikannya..
Syekh Ali Jaber yang hafal Quran sejak usia 11 tahun, benar-benar bisa menjadikan Quran sebagai akhlaknya. Meniru Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam..
Sarannya DR KH Mustain Syafiie Alhafid Tebuireng, punya hafalan Quran berapapun sebaiknya dideres tiap hari.
Dengan begitu mudah-mudahan Quran bisa mewarnai akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari seperti diteladankan Syekh Ali Jaber…
Mugi Allah paring kita bisa meneladani H Amin Basori dengan seneng dan mau ngaji sampai kapanpun…
Juga bisa meneladani Syekh Ali Jaber dengan istikomah nderes Alquran tiap hari serta bisa meniru akhlak Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dalam kehidupan sehari-hari..